Wednesday, May 29, 2013

Defining Your Standard


Selamat malam ! Selamat menikmati tanggal 29 ! Hari ini aku membaca artikel yang menarik sekali di koran, judulnya “Standar”. Isinya tentang perbedaan standar yang dipunyai oleh setiap orang. Standar apa saja, standar prestasi, standar jabatan, standar kebahagiaan. Aku senang dengan tulisan Samuel itu.

Banyak orang yang iri, orang yang tidak bahagia, orang yang selalu tidak puas terhadap apa yang ia capai. Kenapa? Simply karena mereka menginginkan pencapaian orang lain. Ketika aku udah mendapatkan gaji yang delapan digit, dan rekan bisnisku mendapatkan sedigit lebih besar, kemudian aku jadi iri. Aku lalu tidak puas dengan apa yang aku miliki dan kemudian murung sendiri, berpikir dunia ini tidak adil, berpikir aku tidak cukup baik.

Padahal standar yang dimiliki manusia itu berbeda-beda. Passion mereka berbeda-beda. That’s why life seems so fun right? Bayangin aja kalau semua manusia itu punya passion dan hobi di bidang yang sama, kemudian semuanya bekerja di bidang yang sama. How boring that would be? (:

Jadi, jika aku tanyakan pada mereka yang lain, apakah mereka bangga punya mobil Mercy keluaran terbaru, mungkin sebagian akan menjawab iya, sebagian akan tersenyum sekadarnya. Karna untuk sebagian orang Mercy itu hasil kerja keras puluhan tahun, hasil ribuan jam yang digunakan untuk berlelah-lelah. Tapi mungkin bagi sebagian orang, Mercy itu hanya tradisi ulangtahun ke-17. Suka tak suka, bangga tak bangga, orangtua merasa wajib mewariskan kendaraan mewah.

Jika aku tanyakan pada mereka yang lain, apakah mereka bangga bisa bekerja? Sebagian akan dengan bersemangat mengiyakan, sebagian kemudian akan mulai memberikan kuliah tentang seberapa-membosankan-rutinitas-yang mereka-jalani. Karena sebagian orang menganggap bekerja itu sebagai berkat, apalagi bisa bekerja di bidang yang mereka cintai. Setiap hari bangun dan melakukan apa yang menjadi hobi mereka. They are happy, and its not all about the money. Lihat saja para fotografer lepas yang melanglang buana ke berbagai tempat, belum tentu semuanya mendapatkan gaji yang layak. Tapi apa mereka kemudian menyerah dan jadi karyawan 8-5 ? Apa mereka kemudian menggantungkan mimpinya dan memilih menjalani hidup (yang katanya  cuma sekali) dengan mengerjakan sesuatu yang mereka benci, setiap hari? Tidak. Dan sekali lagi manusia itu berbeda-beda. Ada yang memilih untuk mengikuti standarnya. Ada yang memilih untuk mengikuti standar yang ditetapkan oleh orang lain.

Tapi sadarilah bahwa sebenarnya tidak ada yang bisa mendefinisikan standar kebahagiaan kita. Aku mungkin tidak mendapat banyak materi ketika mengajar anak-anak. Tapi materi bukanlah yang aku cari. Aku mencari kegiatan dimana untuk sesaat aku bisa lepas dari segala rutinitas dan pergi berbaur dengan dunia yang lain, dunia anak-anak SD yang masih polos dan lucu, dunia anak kecil yang selalu aku kagumi. Disitu aku sedang mendapatkan kebahagiaanku.

Mungkin setelah ini kita bisa berusaha mendengarkan hati kecil kita. Mungkin setelah ini kita bisa merasa lebih puas mendapatkan gaji yang 8 digit, karena gaji itu sudah cukup memenuhi  kebutuhan sehari-hari, sudah cukup menyekolahkan anak, sudah cukup memberikan rumah yang sederhana namun hangat, sudah cukup membawa keluarga berlibur sekali setahun. Karena tidak ada surat garansi yang menyebutkan bahwa angka yang lebih besar menggambarkan kebahagiaan yang lebih banyak pula.

Kamu yang menentukan. You decide what to do, what to earn, what to give, in order to pursue your happiness. Bukan orang lain. (:

Sunday, May 26, 2013

Post-Ujian


Kalau aku harus memulai sebuah paragraf dengan sebuah kata, aku paling suka memulainya dengan kata “terima kasih”.Ya, terimakasih karena aku masih bisa menulis, karena jari-jariku masih lengkap untuk mengetik di atas keyboard, karena mataku jumlahnya masih sama, karena otakku belum menunjukkan tanda-tanda gila.

Selamat mengakhiri ujian akhir semester ! Selamat mengakhiri malam-malam yang terlewati tanpa tidur nyenyak! Selamat mengakhiri pagi yang diawali dengan bunyi alarm dan pertengkaran batin sebelum bangkit dari kasur! Selamat melewati tampang lesu ketika membaca secarik soal ! Akhirnya semuanya selesai. Tahukah kamu bagaimana rasanya pulang setelah ujian yang terakhir? Langkah-langkah kaki terasa seringan kapas, rasanya aku bisa berlari dan berdansa di saat yang sama, bahkan jika pun ketika itu salju turun, aku akan tetap berjalan riang dan santai. Tidak memikirkan buku, huruf, dan kata-kata yang selama 2 minggu berkembangbiak di dalam sel-sel otak, dengan giat menyusup dan memudar sesukanya.

Aku menghadiahi diriku sendiri dengan sebuah buku cantik yang dari dulu ingin kubaca. Buku Paulo Coelho, Aleph. (:Tapi hadiah paling hebat yang aku terima? PULANG ! :”) Ya, akhirnya aku pulang juga, setelah 5 bulan belajar dan melalang buana, akhirnya besok aku akan menginjakkan kaki di tanah yang aku ingat. Bertemu dengan orang-orang yang aku tunggu-tunggu. Selama liburan ini aku akan sesantai mungkin menikmati hari demi hari, tahu bahwa hari santai tak didapat ketika kuliah dimulai kembali. Meluangkan sebanyak waktu untuk orang-orang tersayang. Tahu bahwa ketika kuliah aku terlalu sibuk dan tidak ingat. Ah, mungkin inilah kenapa orang harus merantau jauh, jauhh dari kampung halaman. Agar ia mengerti rasanya rindu, rasanya pulang, rasanya rumah . . . Sampai jumpa besok dan sampai jumpa 3 bulan lagi, kota Bandung ! :D

Thursday, May 23, 2013

Travel is A Luxury

That was one hell of a trip! I’m gonna go home, work my ass off, stuck in traffic, drink some booze, have some hangovers, get laid, have my boss yelled at me, but then I’m gonna save some money to travel some more!

Wait for me, world... wait for me. (:
~Travel is a Luxury~ 

Tuesday, May 14, 2013

May 13th 2013 : The Day of Blessing


Selamat malam ! Terimakasih untuk hari yang sangat sempurna. Terimakasih untuk momen-momen begitu indah yang tidak pernah bisa diulang. Terimakasih untuk hari ulangtahun yang penuh kejutan. (:


Aku mengawali hari ulangtahun dengan ucapan selamat dari pacar yang nun jauh disana. Hanya dengan saluran telepon kami berbicara, melewati jarum detik yang perlahan menyentuh lembut angka 12. Mendengarnya menyanyikan lagu Happy Birthday sambil tertawa terkikik. Dalam hati mengucapkan terima kasih pada Tuhan, untuk kesempatan sekali lagi merasakan bertambah tuanya usia. Dan ketika pagi menjelang aku masih terjaga dengan siaga, mengetik, menulis, mencatat, mengingat. Beberapa jam kemudian ujian akan tiba.


Pagi kemudian datang, aku dibangunkan oleh sahabatku yang super cerewet ! Sahabatku selama 7 tahun, yang dengan riang berceloteh ketika aku masih terkantuk-kantuk. Ah dia ! Sahabat yang bersamanya, aku mendapati cinta pertama, patah hati, malam-malam ketika kami saling menginap satu sama lain, ketika kami bermusuhan, ketika kami punya double date setiap minggu. Sahabat yang dengannya aku bertumbuh dan beranjak dewasa. Yang dengannya aku melewati masa remaja yang paling menyenangkan. Dan jangan lupa suara dari mama dan papa. Papa yang super sabar dan open-minded, mama yang super protektif dan penyayang. How lucky I am. They are the main reason I can barely wait for coming back home. (:


Kemudian aku datang ke kampus dan disirami berkat, menerangi kepalaku dengan jawaban-jawaban yang aku pelajari semalaman. Yey ! Satu ujian sudah kutaklukkan. Serba biru untuk hari ini. Mulai dari baju hingga ujung jari kaki. Aku ingin berjalan-jalan, meluangkan waktu dengan sahabatku dan pergi berjalan kaki. Dengan riang aku bersenandung, sambil mencari tempat makan yang aku sukai. Kemudian sekali lagi singgah di tempat makan favorit, ketika pasta dan pancake mengoarkan kelezatan dan kemampuannya membius indra perasa. Hmm, ngobrol santai, makanan enak, dan tempat super menyenangkan, life is good !






Pulang ke kos aku kemudian beristirahat, menyiapkan diriku untuk begadang mempersiapkan ujian mendatang. Lalu aku dibangunkan oleh suara telepon dari nomer asing. Aaah ~ ini dia satu orang lagi yang aku tunggu-tunggu. Sahabat baikku nun jauh disana, di benua yang lain! Mendengar suaranya aku langsung tertawa, ternyata dia masih ingat juga. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari bercakap-cakap dengan sahabat terdekat. Menukar cerita tentang kehidupan masing-masing, seolah kami tinggal bersebelahan rumah. Seolah waktu tidak mengubah apa-apa. Ini dia sahabatku yang dengannya aku bisa membicarakan hal-hal paling konyol ataupun paling serius. Yang dengannya aku bebas bertingkah gila, bodoh, dan menyebalkan di saat yang bersamaan. Ini dia sahabat yang menyiapkan telinganya untukku di jam 2 pagi, yang siap aku mintai pendapat tentang apa saja, yang duduk denganku berjam-jam dan mendengarkan aku bercerita. Pendengar terbaik ! Dia tahu tentangku jauh lebih banyak dari yang pernah aku ceriterakan padanya.


Baru saja menutup telepon, sahabatku yang cerewet sudah ada di luar kamar. Memaksaku untuk mandi dan segera pergi. Hahaha. Aku bersiap-siap dan pergi ke luar, waktu di tengah kegelapan tiba-tiba dibawakannya kue tar dengan lilin-lilin redup yang tertiup angin. Terharu aku rasanya. :’) Ini kali ketujuh kami merayakan ulangtahun bersama-sama. Dan rasanya selalu membahagiakan, dengan cara yang berbeda dari tahun ke tahun. Aku kemudian pergi ke atas bukit untuk menikmati makan malam lesehan ditemani kerlip lampu-lampu perkotaan. Tertawa aku merasakan kerinduan menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabatku. Yang karena beda universitas harus terpisah-pisah. Tapi kami tetap bersama, tetap menertawakan hal yang sama, tetap saling mengejek dengan cara yang sama. :’)





Kejutan lagi aku dapatkan ketika menerima kue tart dari cowok tersayang. Hahaha. Aku tidak menyangka akan mendapatkan kue tart dari pacarku ini, yang hobinya menggodaku sampai aku marah dan ngambek seharian. Tapi terimakasih terimakasih terimakasih ! Sepertinya kue tartmu diberi serbuk-serbuk ajaib untuk membuatku terharu dan meneteskan air mata. :’)
Hari ini sudah cukup indah, meskipun aku masih berharap andaikan kamu ada disini dan bukan disana. Tapi terimakasih, terutama karena telah begitu perhatian, begitu sabar, dan begitu penyayang. Terimakasih karena telah begitu pengertian dan memahami apa yang aku butuhkan. Kamu tahu kapan harus diam, kapan harus marah dan menegurku, kapan harus mendengarkan dengan sabar, kapan harus mengatakan lelucon untuk menghiburku.
Kamu boleh bilang bahwa kamu beruntung. Tapi aku yakin sebenarnya aku yang beruntung ! Aku tidak bisa menjanjikan ending yang bahagia untuk kita tapi aku selalu berharap tanpa mengucap pun Tuhan merencanakan yang terbaik. Amin untukku dan untukmu. Kamu membantuku menentukan pilihanku, dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang kadang terlalu sombong untuk aku akui. Terimakasih karena membuatku belajar banyak terutama dari hubungan ini, aku berharap kamu juga mendapat banyak pengalaman dan pelajaran. Tidak ada yang lebih simpel dari ucapan “aku bahagia ketika aku denganmu” kan ? (:





Aku baru saja mau duduk dan belajar, karena jarum jam kian cepat berjalan. Tidak lama kemudian teman-teman kosku datang ramai-ramai di depan pintu, membuatku kaget setengah mati ! Tidak menyangka bahwa mereka akan datang selarut ini. Another surprise! Kue tart cokelat dengan lilin kecil dinyalakan, saatnya mengucap permohonan. Tapi apa lagi yang bisa kuminta pada Tuhan, ketika Ia sudah begitu baik memberikan kehidupan yang sempurna untukku? :’)


Jadi Tuhan, terimakasih untuk umur yang baru. Umur terakhir sebelum menginjak kepala dua. Ternyata waktu berlalu begitu cepat. Kadang aku ingin kembali dan berpura-pura seakan umurku masih enam belas. :D Tapi tidak ada yang aku sesali. Selama ini hidup sudah berjalan terlalu baik, I can not imagine life would be different from now. Terimakasih untuk semua jalan yang Kau bukakan untukku.


Aku selalu berkata berulang-ulang, anything can happen in a year. Dan lihat seberapa banyak hidupku telah berubah. Setahun yang lalu aku bukan siapa-siapa, masih bocah ingusan yang baru lulus dari SMA, masih merasa hebat. Tapi sekarang aku sudah duduk di dunia perkuliahan, sudah keluar dari kota kelahiran yang selama ini mengayomiku, sudah melihat bahwa dunia itu jauh lebih keras dan lebih menantang. Merasa kecil, merasa belum punya apa-apa untuk dibanggakan.

Aku ingat tulisan kucelku di secarik kertas, daftar mimpi-mimpi yang ingin aku capai. Dan lihat bagaimana Tuhan sudah membukakan begitu banyak pintu untukku. Mulai dari bergabung di Wedding Organizer hingga berkesempatan untuk meginjakkan kaki di tanah Amerika. Lihat cara Tuhan memperkenalkanku dengan orang-orang yang luar biasa. Orang-orang yang aku idolakan, yang mengajari aku untuk gigih berjuang menggapai mimpi, sekecil dan sebesar apapun mimpi itu. Orang-orang yang begitu baik dan perhatian. AKu tidak akan lupa. Aku sudah mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pelajaran selama setahun ini. Jauhhh lebih banyak dari yang aku harapkan. Terimakasih terimakasih terimakasih Tuhan ! Aku masih harus banyak belajar. (:


Jadi Tuhan, terimakasih untuk hari ini. Bukan untuk saat-saat pesta dan bersenang-senang, melainkan untuk saat-saat hening dan merenung. Dengan tersenyum aku bisa melihat ke belakang dan mengetahui seberapa banyak hidup telah mengubahku, seberapa jauh aku telah melangkah. Dan lihat, mataku masih sembap karena banyaknya malaikat yang Kaukirim untukku. Mama dan papa, saudara, sahabat-sahabat, pacar, teman-teman, dan semua orang yang sudah ada untukku, yang peduli pada kebahagiaanku sama seperti aku peduli pada kebahagiaan mereka. Aku tidak akan lupa untuk mengucap syukur dan mengucap doa. Tapi  hari ini aku sedang tidak ingin berdoa, karena bagaimana mungkin aku bisa meminta sesuatu, jika Tuhan telah begitu baik memberikan kehidupan yang sempurna untukku? :’)


Selamat ulangtahun gadis kecil ! Love the life, it will love you back! (:



Sunday, May 12, 2013

Ujian Akhir Semester Dua


Selamat memasuki hari Minggu tanggal 12! Sehari lagi ujian akhir berlangsung. Ah rasanya terlalu cepat, rasanya baru kemarin aku bersorak karena telah menyelesaikan ujian tengah semester. Sekarang perasaanku campur aduk. Senang, takut, semangat, khawatir, semua jadi satu. Hm! Yang jelas jarum jam tak pernah menunggu. Yang jelas soal ujian sudah diketik dan dicetak. Semangat belajar harus tumbuh, tidak peduli seberapa susahnya untuk memulai.

Membacalah dengan tekun, memang banyak waktu yang harus dikorbankan, dan ketekunan tidak bisa dibeli di toko manapun. Tapi itu harga yang pantas dibayar untuk melengkapi perjuangan selama satu semester. Menulislah, kemudian baca kembali. Jangan hanya membaca lalu, tapi membaca dan memahami, kemudian mengingat hal-hal yang penting. Kemudian bersenandung, mendengar lagu, mengecek internet sekejap saja, hanya untuk menghindari rasa bosan yang hinggap.

Hanya 2 minggu! Hanya 14 hari, hanya 20 jam untuk mengerjakan dan menulis jawaban-jawaban. Tidak boleh menyerah. Siap yang setia pada perkara-perkara kecil, ia akan diberikan tanggungjawab pada perkara-perkara yang besar. Semangat, Falen! Jangan pernah menggumamkan kata malas dan memasang muka kusut ketika berhadapan dengan tumpukan buku. Disana terpampang setiap inci dari petualangan, yang dibelikan orangtua untukmu. Jadi jangan sia-siakan setiap sen uang yang mereka keluarkan, untuk memberikanmu buku, laptop, dan segala macamnya. 
Dan jangan lupa berdoa. Biar Dia tersenyum mendengar permintaan berkat yang kamu ucapkan dengan penuh keyakinan. (:

Wednesday, May 8, 2013

Gitar Kayu dan Secangkir Kopi


Aku sedang duduk dan melamun ketika tiba-tiba tersentak..

Kopi yang masih panas aku letakkan di meja..

Bukankah ini cangkir kesayanganmu?

Yang selalu kau elus ketika menghirup aroma kopi..

Dua sendok gula, kopi hitam seperti biasa..

Cangkir putih dengan telinga lebar, kau hirup dengan sedap cairan pekat itu..

Lalu kau menghela napas puas..

Seakan hidup berjalan sesuai yang kita inginkan..


Bukankah cangkir ini yang membuatmu terjaga?

Tak pernah ia tinggal di bak cucian lebih dari dua hari..

Setiap hari kau menggenggamnya, seolah cangkir itu bisa pergi sewaktu-waktu..


Bukankah cangkir ini yang menemani sebilah gitar kayu?

Gitar kayu yang kaupetik dengan jari-jari yang kapalan..

Yang kau mainkan dengan nada-nada sendu di larut malam..

Gitar kayu yang dulu menjanjikan penghidupan..

Sering aku menatap nanar, ketika secangkir kopi dan gitar kayu menjagamu semalaman..

Mendengarmu menggumamkan nada, mengarang kata-kata, membuat pusi melagukan rima..


Tapi hidup tak selalu berpihak pada kita..

Gitar dan sebuah cangkir putih tak menjanjikan kehidupan yang bahagia..

Dan kau selalu lari, merasa hidup, merasa nyaman,

Kau selalu terbirit-birit menggenggam mereka setiap malam..

Ingin lari dari tagihan-tagihan, rumah yang kumuh, dan mimpimu yang sedang terkoyak perlahan..

Aku tak bisa apa-apa, aku hanya bisa mendengarkan lagu-lagu yang keluar berirama..

Aku bahkan tak mengerti kunci dan petikan yang kau tulis setiap hari..


Tapi mengapa pergi?

Mengapa tidak tinggal?

Apakah gitar kayumu tak lagi bisa memberi kenyamanan?

Apakah kopi hitam dan dua sendok gula tak bisa membuatmu bertahan?

Mengapa lari?

Dan mengapa meninggalkan gitar kayumu disini?


Aku tak bisa memainkannya..

Aku tak ingin mendengar, bahkan tak ingin menatap..

Aku tak ingin mengingat..

Bayangan samar ketika pagi-pagi buta kau terjaga..

Pergi, pergi jauh sekali..


Dan di meja masih tergeletak..

Gitar kayu, cangkir, dan sepotong lagu yang belum usai. . .




Sunday, May 5, 2013

Tukang Bubur


Malam dunia! Hari ini aku ingin cerita. Cerita tentang seorang tukang bubur sederhana. Tadi pagi aku bertemu dengannya. Memakai kemeja sederhana berwarna hitam, dengan gerobak birunya membawa kerupuk, bubur, sayur, ayam, dan segala macamnya. Ah tapi bukan itu yang aku lihat, aku melihat dia sedang bermain bersama anak perempuannya yang dikuncir dua. 6 jam kemudian, ketika aku pulang, aku bertemu lagi dengannya, masih dengan anak perempuannya. Ia memeluk, menggendong anaknya di atas gerobak yang sudah kosong. Jalannya mendaki tapi ia tetap tertawa-tawa, meniru anaknya yang juga memamerkan gigi ompongnya, sambil makan kerupuk yang dijual sejak tadi pagi. Ahh aku jadi tersenyum sendiri.

Aku jadi berpikir, berapa anak yang kira-kira masih bisa merasakan kebahagiaan seperti itu? Yang walaupun pakaiannya sederhana, tapi berbahagia di pangkuan ayahnya? Yang punya kesempatan untuk melihat bagaimana ayahnya bekerja, seharian ikut dengannya, merasakan juga bagaimana ayahnya berjualan berjam-jam hingga terik matahari menyengat. Berapa anak yang bisa tertawa-tawa di gendongan ayahnya, di hari Minggu yang cerah? Mungkin dia salah satu yang beruntung. :’) dan aku pun juga, aku ingat diriku sendiri ketika bermain-main bersama papa dan mama, di hari minggu yang cerah. Ketika aku masih semangat diajak ke tempat kerja, berkeliling, membuat semuanya berantakan, tapi begitulah cara anak-anak mencipta kenangan. Kenangan yang bisa membuatku tersenyum, ketika melihat sang tukang bubur.Terima kasih untuk minggu pagi yang membahagiakan! Semoga ketika beranjak dewasa, kita tidak melupakan sisi kanak-kanak itu. Yang selalu ingin tertawa dan bercanda bersama orangtua, yang mengidolakan mereka, dan tidak pernah menghakimi :’)

Sometimes, we’re just too busy of growing up, we often forgot that our parents are also growing old. So, spend time with them. They’re there when nobody else were. That’s what my parents taught me, all this time.

 



Pagi-pagi Sekali



Hari ini hari super-produktif! Dan super-melelahkan!
Pagi-pagi udah dapet bisikan setan aja buat gak uda ke gereja, dosa deh dosa! Tadi udah selimutan dengan enak banget dan udaranya lagi dingin banget, bikin makin males buat bangun deuh. Terus memutuskan buat matiin alarm dan tidur lagi. Ehh, gatau gimana, pokoknya tiba-tiba berdebat sama diri sendiri gitu, gereja sekarang gak yaaaaa...atau entarr sore aja kalii yaaaa... Daaaaan akhirnya bangkit juga dari kasur yang super-lengkettttt kalo pagi-pagi. Hoahm! Untungnya abis mandi udah ngga ngantuk, terus jalan dehh, looong looong way to church. Pagi-pagi pikiran udah disiram ama tugas-tugas yang numpuk buat dikerjain. Sempet minjem korannya supir angkot demi nyari tugas hukindo cobaaa! -_____- parah sih parah. Hahaahaha.

Selesai dari gereja sempet makan bubur dulu. Abis perutnya kemaren ngambek sih, sakit perut sampe gak enak dibuat tidur, perlu diasupin gizi dulu kayaknya.
terus hunting bahan-bahan buat bikin DIY Project. Uhuuu, untung tokonya buka, akhirnya belanja dengan cerewetnya sama susuk yang sabar banget. Fyuh! Terus langsung pergi fitness dan jadi orang pertama yang dateng, berasa rajin banget deh. :P aaaa~enaknya fitness pagi-pagi itu, masih sepi dan udaranya gak panas. Lari-lari sampe keringetan dan lagi pake baju item, terus males ganti, akhirnya ke pasar Sederhana. Huawawawawa... Demi dan demi jeruk nipis ini, buat diminum sama madu, biar gak batuk-batuk #uhuk. Sebenernya ke pasar itu nyenengin juga sih ya, perhaps I’ll do it more often.

Pam param pam pampam! Semua yang kamu butuhkan ada disitu.  :D



Hihihi... Habis gitu ke Ciwalk, itu rasanya tersiksa banget sih, jalan lempeng lurus gak nengok kanan kiri, pokoknya jalan ajah, langsung menuju Yogya, langsung belanja selai, roti, shampoo dan segala macem yang perlu doang! Bayangin dong, padahal dulu kalo ke Yogya demen banget muter-muter di rak snack, ngambil ini itu segala macem, tapi sekarang udah engga U,U
EH tadi sempet galau kan gara2 mau beli selai cokelat tapi mahal banget, padahal cuman sebulan gak nyampe kan makannya. Ide konyol akhirnya dateng, gak beli selai tapi beli saus cokelat, yang biasanya buat di eskrim, pancake, gitu2. Wkakakaaka. Yaudahlahya kan yang penting rasanya sama-sama cokelat. :9
Ini dia hasil belanjaan ibuu-ibuu tadi.





Tadi di Ciwalk pengen banget makan blueberyycheesecake loh. Puengen banget! Tapi kenapa mahal .___. jadinya tadi diliatin doang, terus akhir-akhirnya ngambil chocochip muffin. my favorite all this time!




oh my God, do you know how many times this cake saved my day? :P

Yeaaaa, terus habis dari Ciwalk jalan-jalan bentar makan rujak, udah lama banget deh rasanya gak makan. Tapi rasanya seger banget, meskipun mangganya kerasa beda sih ama yang di Malang. -____-
Itu rasanya udah capek banget, naik angkot untung aja angkot ke dalem kos masih ada, yeheee! Akhirnya bayar serebu deh, demi menghemat tenaga. Terus sampe di kos tepaaaarr, kakinya nyut-nyut ye... Tapi puasss, udah beli semua yang dibutuhin! (inget ya dibutuhin, bukan dipengenin) >.<
Belum habis capeknya, harus ngedit makalah semi-skripsi yang ajubileh banyaknya. Fyuh banget sih fyuh! Untung gak ngantuk2 banget tadi siang, jadi masih sempet selesai ngerjainnya.

Hiks terharu, akhirnya tugasnya tinggal DUAAAAAA....! *nari pom-pom sambil meroda*
Benar saudara-saudara, manajemen waktu itu pentingssss. Kalo gak pasti berantakan semua nih tugas-tugas, badan mrotol, tangan keriting kebanyakan ngetik. Hiyaaa, semangatttt, last week nih! Segera UAS dan segera selesailah tahun freshmen di perkuliahan :’) Dan segera PULANG!

Saturday, May 4, 2013

Bulan Mei ke-19!


Hai selamat bulan mei yang ke-19 kali! Aku senang sekali, menyambut mei dengan tugas-tugas yang demikian banyak. Memberikan aku sesuatu untuk dikerjakan, setiap harinya. Seolah para dosen tidak ingin aku tidur-tiduran dengan malas seharian. Seperti biasa, semua berjalan super-smooth. One more thing to be grateful for. (:

Kemarin aku baru saja mengikuti wawancara dengan salah satu perusahaan swasta ternama, sebagai salah satu syarat penerimaan beasiswa mereka. Aku senang sekali bisa mendapat kesempatan untuk itu. Berbicara, mengerjakan tes, menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, sejenak menempatkan diriku di suasana kerja yang sebenarnya. Semoga saja, hasil wawancara nanti memuaskan. Ayo menyilangkan jari! Hahaha fingercrossed.

Aku juga senang sekali karena buntelan tugas yang diberikan bisa diselesaikan, satu per satu. Kadang yang satu bertumpukan dengan yang lain, tapi sesusah atau semudahnya itu, tanggungjawab tetap tanggungjawab. Seiring dengan tanggal-tanggal deadline di kalender mejaku, seiring dengan angka-angka yang dilingkari merah itu menggangguku, seiring itu pula aku duduk di depan laptop dan menarikan jari-jariku di atas keyboard. Sambil mendengarkan lagu dan mengorek-ngorek isi pikiranku, sesekali mengandalkan search engine untuk memudahkanku mencari di dunia maya. Aaah~tinggal 4 tugas lagi, aku tidak sabar untuk menyelesaikannya dan memulai lagi pekan ujian akhir. Tidak terasaaaa . . . .

Ah iya, aku masih rajin fitness lho. Aku masih menjaga komitmen yang aku sampaikan sebulan yang lalu. Hahaha. Sekarang aku malah merasa tidak enak jika berhari-hari tidak meluangkan waktu ke gym. Rasanya ada kebutuhan untuk bergerak, dari kaki hingga kepala. Kebutuhan untuk berkeringat, untuk ngos-ngosan ketika lari. Hahaha.

Apa lagi ya yang ingin aku ceritakan? Aku belakangan ini lagi suka sekali ngeluyur untuk menikmati wisata kuliner. Nyamnyamnyam.. pergi kesana dan kemari hanya sekedar menemui tukang mie ayam di gerobak sederhana, duduk di pinggir jalan dengan orang-orang lain, makan dengan semangat walaupun keringat bercucuran dan bibir mulai terasa panas. Isn’t it fun? :D Masih banyaaakkk lagi makanan yang ingin aku coba. Tunggu cerita-ceritanya yaaa ;)

Well, aku harap bulan Mei ini berjalan dengan super-smooth. Untuk aku dan untuk semua orang. Semoga kebahagiaan tumbuh dimana-mana, dan rasa senang membuncah di hati siapa saja. Jangan lupa bersyukur, kamu beruntung! ;)