Manusia boleh anti pada
apa saja. Itu hak mereka. Suka tidak suka harus diterima. Dan kita tidak bisa
memaksa apakah mereka harus begini begitu. Memang manusia sebaiknya tidak
mencampuri urusan manusia lain. Panjang masalahnya. Dan tidak ada yang akan benar-benar
kalah atau menang. Karena dari awal itu seharusnya tidak perlu diperdebatkan.
Tapi menurutku, manusia
tidak boleh anti terhadap 3 hal. Anti-perubahan.
Anti-kritik. Anti-kritis.
Manusia tidak boleh anti pada perubahan. Perubahan bisa
berarti banyak hal. Ideologi baru, kenalan baru, tempat baru, situasi baru,
bahasa baru, dan segala yang membuat mereka mungkin terdesak dan ingin kembali
ke zona yang nyaman. Bear in your mind,
changes are inevitable. Tidak ada hal yang abadi di dunia ini kecuali
ketidakpastian itu sendiri. Dan ketidakpastian berkarib dengan perubahan. Bahwa
tidak ada satu hal pun yang benar-benar sama dari awal hingga akhir. Bahkan
manusia. Dan karena itulah maka manusia harus bisa menerima perubahan. Kapanpun
dan dimanapun. Manusia yang siap menerima perubahan - atau, yang siap membuat
perubahan - adalah manusia-manusia yang akan maju puluhan langkah lebih jauh
dari manusia yang memutuskan untuk menutup diri dan tinggal selamanya dalam
kepompong besar yang nyaman namun mematikan.
Aku percaya bahwa setiap
manusia punya kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Bahwa pada
dasarnya manusia itu diciptakan untuk selalu mencari dan membuat hal-hal yang
baru. Tapi kemampuan ini butuh latihan. Dan begitulah, semakin sering ia
membuka pikiran pada ide-ide dan hal-hal baru, akan semakin tajam kemampuannya
untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya semakin koservatif dia pada
pemikiran-pemikiran asing, maka seumur hidupnya tidak akan pernah ia
menciptakan sesuatu yang fenomenal. Selamanya ia hanya gidup menjadi pengikut
dan bertanya-tanya dalam hati mengapa dunia perlu berubah sedahsyat ini.
Manusia juga tidak boleh anti-kritik. Because the more we know about everything, the more we feel like we
don’t know anything. Orang-orang hebat itu tidak pernah merasa bahwa diri
mereka hebat. Mereka hanya sangat-sangat menghargai proses belajar, mereka
sangat mengerti bahwa ada manusia-manusia yang lebih hebat di luar sana. Feedbacks
are important to develop oneself. Karena orang-orang yang anti-kritik
tidak akan maju terlalu banyak. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa mengajarkan
sesuatu pada orang yang merasa tahu segalanya? Bagaimana bisa mengucapkan
sesuatu pada orang yang hanya peduli pada pendapatnya sendiri? Ada orang-orang
yang anti dikoreksi, defensif, dan selalu membela diri sendiri. Orang-orang
yang simply can’t say “I don’t know
that.” Aku suka feedback. Any kind of
it, even the most bitter one. It may not be uncomfortable to hear, but it is a
relief to find out how people perceive us, or our works. Kacamata diri
sendiri dengan kacamata orang lain bisa demikian berbeda. I’m not saying that we have to please everybody, but simply listening
to them can gives us a whole new perspective. Maka manusia harus tahan
kritik. Itu tanda bahwa ia mau berubah menjadi lebih baik.
Terakhir, anti-kritis. Susah sekali mengajak
orang untuk berpikir kritis, untuk mempertanyakan segala sesuatu dan tidak
menerima mentah-mentah apa yang ia baca, ia dengar, dan ia lihat. Justru kritis
adalah hal yang sulit untuk ditumbuhkan, terlebih jika ia terbiasa didoktrin
dengan ajaran-ajaran feodal nan dogmatis. Kritis berarti berani mempertanyakan
segalanya, tidak asal angguk-angguk kepala dan menurut. Kritis berarti berani speak-up, mengutarakan pendapat diri
sendiri. Kritis berarti menerima bahwa tidak ada satu hal pun yang luput dari
cacat dan kekurangan. Kritis berarti berani mencari tahu dengan cara apa pun,
mengeluarkan usaha ekstra untuk mendapatkan jawaban dari hal-hal yang jarang
orang perdebatkan. Kritis berarti lepas dari segala bentuk perbudakan pikir dan
ajaran-ajaran yang tak masuk akal. Manusia yang anti-kritis adalah target yang
paling mudah untuk dipengaruhi. Yang mudah terombang-ambing karena tidak berani
menantang otaknya untuk bertanya. Dan jumlah manusia seperti itu, banyak
sekali.
Manusia boleh anti pada
apa saja. Pada agama, makanan, ajaran, orang, suku, negara, dan sebagainya.
Boleh, itu haknya. Who are we to judge? Tapi buatku, manusia tidak boleh anti-perubahan, anti-kritik, dan
anti-kritis. Itu saja.
26.04.14
[F]