Malam dunia! Hari ini aku ingin
cerita. Cerita tentang seorang tukang bubur sederhana. Tadi pagi aku bertemu
dengannya. Memakai kemeja sederhana berwarna hitam, dengan gerobak birunya
membawa kerupuk, bubur, sayur, ayam, dan segala macamnya. Ah tapi bukan itu
yang aku lihat, aku melihat dia sedang bermain bersama anak perempuannya yang
dikuncir dua. 6 jam kemudian, ketika aku pulang, aku bertemu lagi dengannya,
masih dengan anak perempuannya. Ia memeluk, menggendong anaknya di atas gerobak
yang sudah kosong. Jalannya mendaki tapi ia tetap tertawa-tawa, meniru anaknya
yang juga memamerkan gigi ompongnya, sambil makan kerupuk yang dijual sejak
tadi pagi. Ahh aku jadi tersenyum sendiri.
Aku jadi berpikir, berapa anak
yang kira-kira masih bisa merasakan kebahagiaan seperti itu? Yang walaupun
pakaiannya sederhana, tapi berbahagia di pangkuan ayahnya? Yang punya
kesempatan untuk melihat bagaimana ayahnya bekerja, seharian ikut dengannya,
merasakan juga bagaimana ayahnya berjualan berjam-jam hingga terik matahari
menyengat. Berapa anak yang bisa tertawa-tawa di gendongan ayahnya, di hari
Minggu yang cerah? Mungkin dia salah satu yang beruntung. :’) dan aku pun juga,
aku ingat diriku sendiri ketika bermain-main bersama papa dan mama, di hari
minggu yang cerah. Ketika aku masih semangat diajak ke tempat kerja,
berkeliling, membuat semuanya berantakan, tapi begitulah cara anak-anak
mencipta kenangan. Kenangan yang bisa membuatku tersenyum, ketika melihat sang
tukang bubur.Terima kasih untuk minggu pagi yang membahagiakan! Semoga ketika
beranjak dewasa, kita tidak melupakan sisi kanak-kanak itu. Yang selalu ingin tertawa
dan bercanda bersama orangtua, yang mengidolakan mereka, dan tidak pernah menghakimi
:’)
Sometimes, we’re just too busy
of growing up, we often forgot that our parents are also growing old. So, spend
time with them. They’re there when nobody else were. That’s what my parents
taught me, all this time.
kadang kita telah terbiasa dengan materi yg berlimpah>>>>sebagian besar masyarakat menilai suatu hal dengan materi....banyak rasa sayang yg harus di manifestasikan dengan materi yg berupa hadiah hadiah....
ReplyDeleteuntuk menjadi peka dan dapat merasakan aura cinta memang dibutuhkan kepekaan /sensitivity....you still have it
membaca itu bukan saja dari buku atau media2....membaca secara alami ttg alam dan lingkungan...juga getaran kasih yg seperti signal telpon....
bravo