Selamat
malam ! Selamat menikmati tanggal 29 ! Hari ini aku membaca artikel yang
menarik sekali di koran, judulnya “Standar”. Isinya tentang perbedaan standar
yang dipunyai oleh setiap orang. Standar apa saja, standar prestasi, standar
jabatan, standar kebahagiaan. Aku senang dengan tulisan Samuel itu.
Banyak
orang yang iri, orang yang tidak bahagia, orang yang selalu tidak puas terhadap
apa yang ia capai. Kenapa? Simply karena mereka menginginkan pencapaian orang
lain. Ketika aku udah mendapatkan gaji yang delapan digit, dan rekan bisnisku
mendapatkan sedigit lebih besar, kemudian aku jadi iri. Aku lalu tidak puas
dengan apa yang aku miliki dan kemudian murung sendiri, berpikir dunia ini
tidak adil, berpikir aku tidak cukup baik.
Padahal
standar yang dimiliki manusia itu berbeda-beda. Passion mereka berbeda-beda. That’s
why life seems so fun right? Bayangin aja kalau semua manusia itu punya passion
dan hobi di bidang yang sama, kemudian semuanya bekerja di bidang yang sama. How
boring that would be? (:
Jadi,
jika aku tanyakan pada mereka yang lain, apakah mereka bangga punya mobil Mercy
keluaran terbaru, mungkin sebagian akan menjawab iya, sebagian akan tersenyum
sekadarnya. Karna untuk sebagian orang Mercy itu hasil kerja keras puluhan
tahun, hasil ribuan jam yang digunakan untuk berlelah-lelah. Tapi mungkin bagi
sebagian orang, Mercy itu hanya tradisi ulangtahun ke-17. Suka tak suka, bangga
tak bangga, orangtua merasa wajib mewariskan kendaraan mewah.
Jika
aku tanyakan pada mereka yang lain, apakah mereka bangga bisa bekerja? Sebagian
akan dengan bersemangat mengiyakan, sebagian kemudian akan mulai memberikan
kuliah tentang seberapa-membosankan-rutinitas-yang mereka-jalani. Karena sebagian
orang menganggap bekerja itu sebagai berkat, apalagi bisa bekerja di bidang
yang mereka cintai. Setiap hari bangun dan melakukan apa yang menjadi hobi
mereka. They are happy, and its not all about the money. Lihat saja para
fotografer lepas yang melanglang buana ke berbagai tempat, belum tentu semuanya
mendapatkan gaji yang layak. Tapi apa mereka kemudian menyerah dan jadi
karyawan 8-5 ? Apa mereka kemudian menggantungkan mimpinya dan memilih
menjalani hidup (yang katanya cuma sekali)
dengan mengerjakan sesuatu yang mereka benci, setiap hari? Tidak. Dan sekali
lagi manusia itu berbeda-beda. Ada yang memilih untuk mengikuti standarnya. Ada
yang memilih untuk mengikuti standar yang ditetapkan oleh orang lain.
Tapi
sadarilah bahwa sebenarnya tidak ada yang bisa mendefinisikan standar
kebahagiaan kita. Aku mungkin tidak mendapat banyak materi ketika mengajar
anak-anak. Tapi materi bukanlah yang aku cari. Aku mencari kegiatan dimana
untuk sesaat aku bisa lepas dari segala rutinitas dan pergi berbaur dengan
dunia yang lain, dunia anak-anak SD yang masih polos dan lucu, dunia anak kecil
yang selalu aku kagumi. Disitu aku sedang mendapatkan kebahagiaanku.
Mungkin
setelah ini kita bisa berusaha mendengarkan hati kecil kita. Mungkin setelah
ini kita bisa merasa lebih puas mendapatkan gaji yang 8 digit, karena gaji itu
sudah cukup memenuhi kebutuhan
sehari-hari, sudah cukup menyekolahkan anak, sudah cukup memberikan rumah yang
sederhana namun hangat, sudah cukup membawa keluarga berlibur sekali setahun.
Karena tidak ada surat garansi yang menyebutkan bahwa angka yang lebih besar
menggambarkan kebahagiaan yang lebih banyak pula.
Kamu
yang menentukan. You decide what to do, what to earn, what to give, in order to
pursue your happiness. Bukan orang lain. (:
No comments:
Post a Comment