Monday, March 11, 2013

Setetes Air


Akulah setetes air yang jatuh kemarin malam, di percikan hujan di kaca jendelamu. Dan dariku kamu akan belajar banyak tentang kehidupan. Selama ini kamu selalu mempelajariku, siklusku, proses penguapan, respirasi, dan bagaimana aku – dengan berbagai bentuk – akan tetap ada.
Dan itu benar, aku tak ingat entah kapan, bagaimana, dan dimana aku lahir dan terbentuk, tapi aku telah berkeliling dan mencari, dan mendapati setiap hal berjalan dengan kecepatannya sendiri.
Aku melihat musim yang terus berganti. Belajarlah untuk menerima itu. Bunga-bunga tumbuh dan pohon-pohon berbuah, kemudian matahari dengan terik akan menerangi sepanjang musim. Kemudian waktu melintas dan daun-daun berguguran, menciptakan semburat warna kemerah-merahan, hingga kemudian mulai memutih, menyambut kristal-kristal salju yang turun dengan riang.
Aku pernah menjadi air di akuarium, air selokan, kuah dari mie instan, uap air di jendela mobil, hingga kristal salju yang mencair. Tapi tak peduli bagaimana rupaku, musim akan terus berganti. Dan begitu juga padamu. Kamu mungkin akan mengalami patah hati, kehilangan orang tersayang, gagal naik kelas, dipecat dari pekerjaan. Dan sebaliknya kamu akan mengalami hari pernikahan, bulan madu, pekerjaan pertama, kenaikan gaji. Tapi seberapa bahagia ataupun seberapa sedihnya kamu, musim tetap menjalankan tugasnya. Ia tidak menoleh, ia tidak peduli. Tidak padamu, tidak juga pada orang lain. Ia - akan terus berganti.

Jadilah aku pengamat kehidupan. Aku akan bilang, manusia selalu berubah. Kamu tak perlu takut ketika pacarmu meninggalkanmu, atau temanmu mengkhianatimu, atau kamu kehilangan kontak dengan sahabatmu. Aku tahu rasanya janggal, namun begitulah manusia. Ia berubah seiring dengan waktu. Dan kadang kamu menyukai perubahannya, tapi kadang tidak. Jangan membuang terlalu banyak air mata untuk hal-hal seperti itu, dan tidak, tolong jangan mencoba membunuh dan menyakiti dirimu sendiri, karena secepat dia hilang, secepat itu pula kamu mendapat gantinya. Rasa sakit tidak akan tinggal lama-lama, waktu yang menyembuhkan hati dan perasaanmu. Kadang-kadang nyerinya tetap akan terasa, tapi begitulah kamu mengingat sisa-sisa memorinya.

Aku akan bilang, hidup terlalu pendek untuk disesali. Lakukan apa yang kamu mau, dengan orang-orang yang kamu mau, di tempat yang kamu mau, dengan caramu sendiri. Aku tidak mengajarkanmu menjadi egois, tapi begitulah hidup. Dia memaksamu memikirkan hal-hal yang tidak penting sampai-sampai kamu lupa memikirkan hal yang paling penting, dirimu sendiri. Aku selalu melihat orang-orang menunda, berpikir esok hari waktunya akan tiba, tapi tidak. Hingga rambutnya memutih dan kesempatan memudar, baru rasa sesal menghinggapinya. I should have done that before...., thats what people always said. Jadi jangan terlalu pusing tentang nilai-nilaimu, pekerjaanmu, gaji bulananmu, indeks prestasimu, yang terpenting adalah kamu sudah menikmati hidup! Dan hidup tidak ditentukan oleh angka! Hidup ditentukan oleh seberapa banyak kamu tertawa hari ini, berapa banyak kebaikan yang kamu beri, bagaimana hubunganmu dengan orang-orang tersayang.

Pergilah ke tempat-tempat yang baru, temui orang-orang yang baru, belajarlah dari cerita kehidupan mereka, seperti aku. Aku berkelana dari waktu ke waktu, bertemu dengan segala sesuatu yang sama sekali baru. Kamu boleh tidak percaya, tapi hidup itu indah!  dan siapapun kamu, kamu istimewa! Aku sudah bosan melihat orang-orang yang mengoperasi kulitnya, dadanya, kakinya, hanya agar terlihat lebih rupawan. Tolong jangan membuang waktumu untuk hal-hal semu seperti itu. Kamu mungkin terlihat cantik untuk 2 tahun ke depan, tapi ketika kamu banyak belajar dan bertambah bijak, seumur hidup kamu akan tetap demikian.
Terbukalah terhadap segala pemikiran dan perasaan. Tetesan air kecil sepertiku ini, siapa yang mau mendengarkan aku? Tapi aku lebih suka mendengarkan orang lain. Aku tidak suka berdebat dan tidak pernah tersinggung ketika pikiranku bertabrakan dengan pemikirannya. Ya, tentu saja! Kamu tidak berharap bahwa saraf-saraf otaknya akan tepat sama dengan milikmu kan? Bukalah pikiranmu agar pikiranmu semakin luas. Jangan seperti kura-kura, yang ketika didekati orang lain, ia sembunyi di balik cangkang nyamannya.
Aku ingin sekali banyak bercerita.. aku ingin kamu mengerti perjalanan yang aku tempuh hingga hari ini, pelajaran-pelajaran yang aku dapat.. Tapi sayangnya aku harus pergi. Sampai jumpa di lain waktu, di lain rupa, di lain cita-cita! :)



No comments:

Post a Comment