Saturday, March 9, 2013

Sepucuk Surat


Salam sayang cah.. dimanapun kamu berada, dan dalam keadaan apapun, aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu. Sudahkah kamu makan hari ini? Aku berharap semoga sangu yang aku titipkan padamu cukup setiap bulannya, supaya kamu bisa bersenang-senang dan makan dengan enak.

Cah, jangan kamu pikirkan terlalu berat mengenai beban hidup yang harus aku tanggung. Aku sering menangkapmu gelisah dan merasa bersalah setiap kali aku mengeluarkan uang untukmu. Aku sering melihatmu terjaga di larut malam, melamun dan menghitung-hitung. sudah jangan lagi khawatir terhadap hidupku dan hidupmu. Beginilah hidup, dia selalu memastikan kita untuk melakukan yang terbaik. Tapi demi kamu, ingatlah bahwa aku akan melakukan apapun. Bukankah aku selalu bilang uang bisa dicari?

Bagaimana kabar studimu cah? Apakah kamu bisa mengejar ketertinggalanmu? Apakah kamu senang dan betah dengan jurusan dan universitas yang telah kamu pilih? Cah, aku mungkin bukan orang yang tepat untuk menasihatimu soal pendidikan. Aku bahkan tidak menamatkan sekolahku, dan harus memendam impianku untuk belajar di sekolah tinggi. Tapi hal pertama yang harus kamu tahu adalah, aku sangat bangga melihatmu memulai perjalanan di universitas. Aku tahu kehidupan mahasiswa akan sangat menantang. akan ada waktu-waktu dimana kamu hinggap di titik jenuh, atau merasa sangat putus asa hingga ingin segera keluar.

Tapi bersabarlah, dan kumpulkan segenap tekadmu untuk melanjutkan kembali perjalanan. Jangan mudah menyerah. Jangan cengeng. Jangan mudah menangis. Kamu harus jadi anak yang kuat. Ketika keadaan menjadi sulit, kamu juga menguatkan diri. Jangan kalah.

Cah, aku tidak mengharapkanmu menjadi politisi, atau bos terkenal di perusahaan besar. Aku melahirkan, mendidik, merawatmu hingga kini, berharap agar kamu mendapatkan cita-citamu. Dunia nyata kadang bisa menipu, menggodamu dengan jumlah gaji atau bonus yang akan kamu terima. Tapi cah, jangan mudah terperdaya. Kaya tidak sama dengan sukses. Dan aku ingin kamu sukses. Maka peluklah mimpi-mimpimu, jangan menyerah mendapatkannya, bahkan jika mungkin semua orang meremehkanmu. Aku yakin ketika kamu bisa mendapatkan mimpi-mimpimu, kamu akan merasa bahagia. Teruskan perjuanganku, aku dulu begitu lemah, aku menyerahkan mimpi-mimpiku demi uang yang lebih banyak. Kini penyesalan baru datang, dan aku ingin sekali kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya. Jangan tiru aku.

Cah, belajarlah yang rajin. Kembalilah padaku, bukan dengan memamerkan mobil barumu yang mengkilap, atau istrimu yang modis dan memakai perhiasan berkilau. Kembalilah padaku dengan segala kerendahan hati. Kembalilah padaku dengan lebih banyak ilmu yang kamu dapat dari studimu. Jadilah bijak, karena kehidupan telah banyak mengajarkanmu sesuatu. Jika kamu bisa menjanjikan itu padaku, aku akan menjadi ibu yang sangat bahagia.
Jangan menyerah, cah. Ingatlah doaku yang senantiasa menyertai perjalananmu. Kamu bisa cah, dan kapanpun, dimanapun, bagaimanapun kamu, Ibu akan menjadi orang yang paling bangga karena mengenalmu.

No comments:

Post a Comment