Aku ingat dulu aku selalu diajak untuk membayangkan mimpi-mimpiku. Aku
ingat dulu di kamarku selalu ada papan yang bertuliskan “Gantungkan Cita-citamu
setinggi langit.”
Dan ya, aku sudah menggantungkannya. Aku gantung ia di cabang paling
tinggi, kasta istimewa di antara bintang-bintang. Aku ingat setiap malam aku
selalu menatap ke atas, melihat mimpiku sekali lagi, berkata pada diriku
sendiri, “I’m on my way there.” Aku sedang dalam perjalanan ke langit, aku
sedang berjalan kaki setapak demi setapak untuk menjangkaunya.
Tapi kenapa selalu ada yang mengusik? Kenapa ada orang-orang yang
tidak percaya? Dulu aku selalu semangat menceritakan mimpi-mimpiku kepada orang
lain. Aku katakan pekerjaan yang aku inginkan, umur berapa aku mendapatkannya,
rumah seperti apa yang aku mau. Tapi mereka hanya tersenyum sinis dan bilang
padaku bahwa itu tidak mungkin. Bahwa harga rumah terlalu mahal, pekerjaan
tidak akan semudah dan semenyenangkan itu, bahwa aku terlalu tinggi berharap.
Aku sudah menerima kata-kata itu kesekian kali. Aku buat
langkah-langkah kecil, aku wujudkan mimpi-mimpi yang aku mau, perlahan-lahan,
sejengkal demi sejengkal. Aku mulai percaya bahwa jalan untuk pemimpi selalu
terbuka lebar. Sayangnya mereka tetap tak percaya. Sayangnya mereka berdiri di
tepi jalan untuk melihatku jatuh dan gagal, agar mereka bisa membuktikan
kebenaran kata-kata mereka.
Maka aku harus terjatuh lagi. Karena bahkan orang terdekatku pun
menyuruhku untuk menyerah. Aku sedih, sedih sekali. :( Aku bahkan belum
menyelesaikan separuh perjalanan, dan orang-orang yang kuharap akan
mendukungku, ternyata sama tidak percayanya dengan orang lain.
Dan kadang aku merasa sendiri. Kadang aku merasa hanya 1-2 orang yang
ada di belakangku, yang bertepuk tangan dan memberiku semangat. Yang tidak
mengijinkanku menyerah karena mereka tahu seberapa inginnya aku meraih
mimpi-mimpiku. Kadang aku berhenti sejenak, aku paksakan diriku untuk percaya,
bahwa aku bisa! Aku paksakan diriku untuk bangkit lagi, untuk melanjutkan
perjalanan, berjalan lagi, tanpa memedulikan cemoohan orang di kanan dan kiri.
Maka Tuhan ingatkanlah aku, di saat-saat yang sulit seperti ini, saat
aku ingin menyerah, ingatkanlah aku tentang mimpi yang aku gantungkan
tinggi-tinggi di sana. Yang aku tatap setiap hari dengan senyum bangga. Yang
aku ikat kuat-kuat dalam genggaman tanganku, jangan sampai terlepas.
Aku berjanji pada diriku untuk bekerja keras. Aku janji! Aku akan
menyelesaikan perjalanan, tidak peduli sepanjang dan sesulit apapun medan yang
akan datang. Aku akan berdoa, dan selalu percaya pada diriku sendiri. Hari ini
aku berjanji, di umurku yang ke-18. Hari ini, di Bandung. Hari ini, diiringi
Yiruma yang memainkan komposisi “DREAM”-nya. Hari ini, 00.32, 21/01/13. Aku
janji. :)
No comments:
Post a Comment