Kadang-kadang aku ingin jadi laki-laki. Kadang-kadang aku malas
mengurusi segala tetek-bengek yang berurusan dengan aksesori perempuan. Kadang
aku malas mengeringkan rambut, memilih baju dengan hati-hati, malas memilih
segala jenis parfum, shampoo, hingga pelembap kulit. Aku sering bertanya-tanya
pada diriku sendiri, what is it for?
Aku menyadari bahwa kadang aku berpikir seperti perempuan. Ya,
aku perhatian pada hal-hal yang kecil. Aku suka mengontrol keadaan. Aku suka
melihat anak kecil, dan pita, dan rok yang cantik. Thats it.
Aku ingin jadi laki-laki karena laki-laki “MEMILIH”. Karena
laki-laki punya hak untuk memilih pasangan hidupnya, memilih akan jadi
laki-laki seperti apa ia ketika dewasa, memilih pekerjaannya, memilih bagaimana
ia akan membangun rumahnya. Dan jika ia tidak menikah, apakah orang-orang akan
mengucilkannya? Tidak. Dia tenang dalam kehidupannya sendiri. Dia tenang dengan
pekerjaannya, bahkan ada kemungkinan dia akan semakin cemerlang. Dia
mengontribusikan segala waktunya untuk kebahagiaan dirinya. Untuk prestasi dan
kenaikan karir.
Perempuan? Semua orang bilang perempuan punya hak untuk memilih.
Tapi tidak, aku tidak merasakannya. Pasangan hidup harus beragama ini, dan
harus lebih tua, dan wajahnya harus rupawan, dan mobilnya harus bermerk itu.
Karena jika tidak, seakan-akan orang-orang akan memandangmu sebagai perempuan
yang tidak punya harga diri, harga jual yang tinggi.
Sebagai perempuan, orang-orang berharap kau akan mengurus rumah
tanggamu dengan rajin, mendidik anak-anakmu dengan taat, membersihkan kamar dan
menyirami tanaman dengan teratur. Dan jika kemudian ia memilih menekuni pekerjaannya,
orang-orang akan menganggapnya tidak pantas, bukan ibu yang baik, haus uang. Is
it? Bukankah semua manusia punya cara
tersendiri untuk membuktikan diri? To improve? To develop? Apakah seorang
perempuan diciptakan untuk “menghebatkan” seorang laki-laki dan tidak boleh “menghebatkan”
dirinya sendiri?
Aku ingin jadi laki-laki karena aku tidak perlu merias wajahku
untuk menarik perhatian orang lain. Aku ingin jadi laki-laki karena aku ingin
berkata jujur. Aku ingin dihargai karena prestasi dan kerja kerasku, bukan
karena lekuk tubuh atau wajah cantik. Aku ingin dihargai dan bebas memilih.
Karena aku punya banyak keinginan menunggu untuk dilepaskan. Its
just a matter of gender. Aku ingin naik gunung, aku ingin mengelana nusantara,
aku ingin berjalan-jalan di tengah malam di negeri orang. Tapi bisakah seorang
perempuan melakukan itu? Iya bisa, di umur yang entah berapa. Mungkin terlalu
tua untuk bisa membawa carrier atau
mendaki gunung. Karena orangtua tidak ingin perempuan terluka. Karena perempuan
yang mengelana di malam hari dicap sebagai perempuan nakal. SOCIETY IS UNFAIR!
Dan aku ingin jadi laki-laki!!
but remember that life is like a book....God gave u the pen (fate), but u must write ur own destiny...i have been reading ur blog..and i thought u are a type of person that have been so strong and have no complain about life..?or arent u?....coz i dunno about u,,,but for me,if complaining changed what it is,please do so...but if it doesn't,don't..
ReplyDeleteYa I know. :) I can never replace what's meant to be. Now I am a girl and I live happily and try to pursue my own fate. I want to live the life, make the most of it. This blog expressed how I feel, when the society unfairly judge me based only on my gender. sometimes it happens...:) i just wish someday, that kind of judgement wont happen anymore. Thankyou so much dear for your comment, and also for spending time to read my blog ;)
Delete