Aku tak mengerti mengapa orang-orang mengeluh, ketika harus berpergian dengan bus, angkutan kota, pesawat, bahkan kendaraan pribadinya sendiri. Aku tak mengerti mengapa mereka bersungut-sungut ketika jalanan macet atau angkot memutuskan untuk ngetem di suatu tempat. Mungkin karena mereka terburu-buru, atau bosan, tidak tahan terus menerus duduk dan menyaksikan kemacetan yang sama. Mungkin karena tidak tahan dengan panas yang menyengat kulit atau aroma yang bercampur baur dari berbagai manusia yang ada di sekitarnya.
Dan entah kenapa, aku suka. :) Aku menikmati perjalanan, sependek dan sepanjang apapun perjalanan itu. Aku menyukai perjalanan kemanapun destinasi itu berakhir. Karena dalam seutas perjalanan itu, aku bisa bergelut dengan diri dan pikirku sendiri. Karena aku seperti berada di luar kotak kaca dan memperhatikan setiap detail yang terjadi di dalamnya. Aku seperti menyaksikan drama kehidupan manusia dengan segala liku dan persimpangannya.
Aku bisa merasa betah dan merasa tersesat di waktu yang sama. Duduk di bus, dengan jendela yang dipenuhi rintik-rintik air hujan. Dan melihat ke bawah, melihat para pengendara motor yang harus bertempur dengan hujan, yang membonceng istri dan 2 anaknya, kadang kehilangan keseimbangan, kadang tergelincir karena lubang-lubang di jalan raya. Dan aku bersyukur aku masih diberi kesempatan untuk naik bus atau kendaraan dengan AC dan atap yang nyaman. Kesempatan untuk tidak kehujanan, untuk duduk dengan lega, dan bisa memejamkan mata.
Aku bisa berpikir panjang dan melamun, dan hilang dalam duniaku sendiri. Dunia tempat aku merenung, dan berpikir, dan mengeluarkan pendapat, tanpa harus dihakimi oleh orang-orang yang tak mengerti (dan tidak pula mencoba menghargai) betapa uniknya pemikiran seorang manusia.Mereka tidak mengerti bahwa tidak ada satupun pemikiran manusia yang bodoh, atau tidak masuk akal, atau sok suci. Bahwasanya otak memiliki jalan kerja sendiri, yang berbeda satu sama lain, yang perlu dipelajari, dan dihargai.
Seringkali ketika duduk di bandara, atau kereta api, atau angkutan umum, aku menebak-nebak apa yang sedang dipikirkan oleh orang-orang yang berada bersamaku ini. Yang sedang menanti dengan tidak sabar untuk bertemu orang-orang terkasih, dan sebaliknya, dengan sendu merasakan kerinduan setelah baru saja meninggalkan mereka. Atau sepasang kekasih yang berlibur, atau seorang bapak dengan senyum bahagia tak sabar melihat dunia baru yang menanti di depannya, atau sang eksekutif muda, dengan senyum bosan dan tidak sabar, sibuk memainkan gadget di tangan kiri dan kanan. Dan masih ada anak muda dengan pakaian sederhana, membaca novel karangan Pramoedya, laiknya seorang sastrawan, ia bersahaja dalam kebesarannya sendiri. Dan seorang fotografer di sisi yang lain, cakap memperhatikan hasil potret dalam kamera kesayangannya. Atau seperti aku, yang duduk dengan mata terpejam dan mendendangkan lagu, sambil membayangkan suasana rumah dan kebahagiaan yang tersimpan di dalamnya. Dan hangatnya makanan buatan ibu, pukulan bersahabat dari adikku, atau ayah yang selalu menyambut dengan senyum hangat.
Aku suka perjalanan. Karena jika kamu membuka mata dan mengamati, mendengarkan, berpikir....kamu akan menyadari bahwa perjalanan tidak hanya membawa raga, namun juga membawa pikiranmu pada pengembaraan panjang. Maka berjalanlah...nikmatilah perjalananmu. It's on the journey, not the destination. :)
Seringkali ketika duduk di bandara, atau kereta api, atau angkutan umum, aku menebak-nebak apa yang sedang dipikirkan oleh orang-orang yang berada bersamaku ini. Yang sedang menanti dengan tidak sabar untuk bertemu orang-orang terkasih, dan sebaliknya, dengan sendu merasakan kerinduan setelah baru saja meninggalkan mereka. Atau sepasang kekasih yang berlibur, atau seorang bapak dengan senyum bahagia tak sabar melihat dunia baru yang menanti di depannya, atau sang eksekutif muda, dengan senyum bosan dan tidak sabar, sibuk memainkan gadget di tangan kiri dan kanan. Dan masih ada anak muda dengan pakaian sederhana, membaca novel karangan Pramoedya, laiknya seorang sastrawan, ia bersahaja dalam kebesarannya sendiri. Dan seorang fotografer di sisi yang lain, cakap memperhatikan hasil potret dalam kamera kesayangannya. Atau seperti aku, yang duduk dengan mata terpejam dan mendendangkan lagu, sambil membayangkan suasana rumah dan kebahagiaan yang tersimpan di dalamnya. Dan hangatnya makanan buatan ibu, pukulan bersahabat dari adikku, atau ayah yang selalu menyambut dengan senyum hangat.
Aku suka perjalanan. Karena jika kamu membuka mata dan mengamati, mendengarkan, berpikir....kamu akan menyadari bahwa perjalanan tidak hanya membawa raga, namun juga membawa pikiranmu pada pengembaraan panjang. Maka berjalanlah...nikmatilah perjalananmu. It's on the journey, not the destination. :)
No comments:
Post a Comment