Kebahagiaan itu bisa sesederhana itu, ternyata. Hidup mungkin telah
merubahku di beberapa bagian. Tapi ia pun selalu mengingatkan aku akan hal-hal
terbaik. Seringkali aku tersesat dalam rutinitas dan dunia yang sama sekali
asing. Dunia yang palsu. Dunia yang menipu. Dunia yang tidak ingin aku
tinggali.
Tapi hidup selalu memberikan
kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan.
Yang menyadarkan aku bahwa,
bahagia itu sangat sederhana.
Bahagia itu bertemu dengan seorang ibu yang menasihati aku untuk
rajin berdoa. Untuk bisa makan bersamanya dan berbagi cerita tentang masa
depan.
Bahagia itu bertemu dengan
tukang soto yang bisa bicara bola dua jam penuh. Yang hafal pada statistik tim
di liga manapun, dan yang menanti-nantikan jualannya habis, hanya untuk bisa
nobar dengan teman-temannya.
Bahagia itu melihat anak-anak
SD yang berangkulan kemudian berjalan seperti robot. Berpura-pura bahwa dunia
ini tidak eksis dan hanya imajinasi mereka yang liar yang nyata. Bahagia itu
melihat anak-anak menggoda tukang cat di sekolah mereka. Sekadar menjulurkan
lidah, berlarian, dan menyembunyikan topi si tukang berkaus merah.
Bahagia itu menghabiskan
waktu untuk pergi ke tempat yang baru. Tanpa tanda dan tanpa aling-aling.
Ketika waktunya tiba, kita hanya membiarkan diri kita dibawa.
Bahagia itu menghapus air
mata yang jatuh karena mengingat hal-hal yang telah lewat.
Bahagia itu ketika bisa
ngobrol dengan mama dan papa yang jauh di ujung pulau. Sekadar bertanya kabar
dan bicara tentang apa saja. Tahu, bahwa dalam dunia yang kejam, ada
orang-orang yang mencintai dan peduli pada kita tanpa batas.
Bahagia itu ketika bisa
membaca dengan nyaman di kasur. Tenggelam pada huruf-huruf dan cerita yang kita
tanamkan pada pikiran.
Bahagia itu melihat bahwa
hal-hal kecil di dunia punya arti yang sedemikian besar.
Kita hanya sering lupa. Bahwa bahagia itu sesederhana itu… :”)
24.04.14
[F]
No comments:
Post a Comment