Serendipity adalah ketika makan soto jam sebelas malam dengan teman-teman tersayang. Kemudian bernyanyi bersama dengan pengamen jalanan bertindik tiga. Berlarian di jalan tanpa peduli kendaraan.
Serendipity adalah ketika tersasar di kegelapan. Tapi tak tergesa pulang.
Serendipity adalah ketika kehujanan. Tapi tak influenza, malahan berlama-lama melangkahkan kaki. Supaya rintik hujannya terasa lebih lebih lagi. Ingin tersenyum lebar karena tiba-tiba kebahagiaan terasa begitu mudah, tapi aku takut dianggap gila.
Serendipity adalah menyesap minuman kesukaan. Dan ngobrol berjam-jam. Mengalir saja tanpa batas dan dinding.
Serendipity adalah mendapatkan pelajaran hidup dari para senior. Para dosen, tukang angkot, hingga penjual warung di sebelah kos. Kesempatan untuk belajar.
Serendipity adalah bertemu dengan orang-orang hebat. Serendipity adalah bertemu dengan orang yang tak disangka-sangka, di saat-saat yang tak terduga pula.
Serendipity adalah menyusuri trotoar dengan ransel biru dan permen karet. Sneakers coklat dan rambut dikuncir. Tak ada arah, aku ikut kemana kaki menuju.
Serendipity adalah pemandangan di kaca jendela. Kos. Dan Kereta. Dua hal kesukaan. Lamunan akan terbang dan hinggap ke awang-awang.
Serendipity adalah mendengar kata-kata sederhana dari orang-orang penuh makna.
Serendipity adalah menemukan, tanpa harus mencari.
Juga cinta.
No comments:
Post a Comment