Tuhan aku capek. Aku
capek terlibat sama yang namanya cinta lagi. Sungguh aku capek. Aku tak suka
sesuatu yang berakhir. Manusia mana yang suka? Apalagi mengakhiri sesuatu yang
demikian menyenangkan seperti cinta. Tuhan, aku memang perempuan biasa. Sedikit
bawel, sedikit dekil, sedikit terlalu ekspresif. Dan kamu memberikan aku
laki-laki yang selalu terlalu baik. Yang selalu menerimaku apa adanya, yang tak
pernah membandingkan aku dengan perempuan lain.
Tuhan, aku menulis
bukan untuk mengeluh. Bukan untuk bertanya kenapa harus begini jadinya. Aku
menulis karena aku capek dan aku tidak mau membuat teman-temanku bosan
mendengar aku bercerita. Jadi aku menumpahkan semuanya pada-Mu. Aku tidak tahu
masa depan seperti apa yang akan menungguku bertahun-tahun yang akan datang.
Dan akan seperti apakah diriku nanti. Tapi aku bertekad untuk tak dekat-dekat
dan tak main-main dengan rasa. Aku takut kecewa lagi. Takut mengakhiri dan
sakit hati.
Tuhan, aku capek. Aku
capek bicara. Kadang aku hanya ingin tinggal di kamar seharian dan baca buku.
Aku ingin lari, lari dengan buku yang tak butuh mendengarku berbicara. Kadang
aku hanya ingin duduk di daun jendela dan melamun melihat sesuatu yang tak
perlu dilihat. Melihat rumah, awan, dan merasakan angin. Aku capek harus
menjelaskan apapun beserta tetek bengek alasannya. Mungkin hujan akan
membantuku melepaskan sesuatu yang bukan milikku.
Aku capek makan. Aku tak berselera menyantap
apapun. Satu-satunya alasan aku mau makan adalah karena aku tidak mau sakit.
Aku sudah cukup sengsara. Aku tak perlu lagi jatuh sakit dan tak bisa apa-apa.
Aku capek pergi. Aku suka berjalan, tapi tidak
hari ini. Aku tak punya niat untuk melihat film sebagus apapun, atau pergi ke
tempat seindah apapun. Aku capek bergulat dengan pikiranku sendiri. Mungkin aku
lebih baik tidur seharian dan hanya bangun ketika aku harus kuliah.
Tuhan aku capek. Entah
kenapa. Aku hanya ingin berjalan, walau lambat, tapi ke arah yang benar. Aku
ingin duduk di gereja-Mu dan mendengar kesunyian yang berkata. Aku hanya ingin
fokus pada kewajibanku, pada mimpi-mimpi yang tak pernah pergi. Seseorang
pernah berkata, katanya tidak baik jika kita terlalu sayang pada manusia.
Karena manusia bisa datang dan pergi sesukanya.
Tapi Kamu tidak. Maka Tuhan, sini mendekatlah
padaku.
Kalau aku seorang yang tak beriman, aku tak
tahu kini aku harus berpegangan pada siapa.
Untunglah aku punya Kamu. Tuhan, berkati aku
:”)
06.02.14
[F]
No comments:
Post a Comment