Friday, February 7, 2014

Couple Year Minus Twenty Three


Tuhan aku capek. Aku capek terlibat sama yang namanya cinta lagi. Sungguh aku capek. Aku tak suka sesuatu yang berakhir. Manusia mana yang suka? Apalagi mengakhiri sesuatu yang demikian menyenangkan seperti cinta. Tuhan, aku memang perempuan biasa. Sedikit bawel, sedikit dekil, sedikit terlalu ekspresif. Dan kamu memberikan aku laki-laki yang selalu terlalu baik. Yang selalu menerimaku apa adanya, yang tak pernah membandingkan aku dengan perempuan lain.

Tuhan, aku menulis bukan untuk mengeluh. Bukan untuk bertanya kenapa harus begini jadinya. Aku menulis karena aku capek dan aku tidak mau membuat teman-temanku bosan mendengar aku bercerita. Jadi aku menumpahkan semuanya pada-Mu. Aku tidak tahu masa depan seperti apa yang akan menungguku bertahun-tahun yang akan datang. Dan akan seperti apakah diriku nanti. Tapi aku bertekad untuk tak dekat-dekat dan tak main-main dengan rasa. Aku takut kecewa lagi. Takut mengakhiri dan sakit hati.

Tuhan, aku capek. Aku capek bicara. Kadang aku hanya ingin tinggal di kamar seharian dan baca buku. Aku ingin lari, lari dengan buku yang tak butuh mendengarku berbicara. Kadang aku hanya ingin duduk di daun jendela dan melamun melihat sesuatu yang tak perlu dilihat. Melihat rumah, awan, dan merasakan angin. Aku capek harus menjelaskan apapun beserta tetek bengek alasannya. Mungkin hujan akan membantuku melepaskan sesuatu yang bukan milikku.
 Aku capek makan. Aku tak berselera menyantap apapun. Satu-satunya alasan aku mau makan adalah karena aku tidak mau sakit. Aku sudah cukup sengsara. Aku tak perlu lagi jatuh sakit dan tak bisa apa-apa.
 Aku capek pergi. Aku suka berjalan, tapi tidak hari ini. Aku tak punya niat untuk melihat film sebagus apapun, atau pergi ke tempat seindah apapun. Aku capek bergulat dengan pikiranku sendiri. Mungkin aku lebih baik tidur seharian dan hanya bangun ketika aku harus kuliah.

Tuhan aku capek. Entah kenapa. Aku hanya ingin berjalan, walau lambat, tapi ke arah yang benar. Aku ingin duduk di gereja-Mu dan mendengar kesunyian yang berkata. Aku hanya ingin fokus pada kewajibanku, pada mimpi-mimpi yang tak pernah pergi. Seseorang pernah berkata, katanya tidak baik jika kita terlalu sayang pada manusia. Karena manusia bisa datang dan pergi sesukanya.
 Tapi Kamu tidak. Maka Tuhan, sini mendekatlah padaku.
 Kalau aku seorang yang tak beriman, aku tak tahu kini aku harus berpegangan pada siapa.
 Untunglah aku punya Kamu. Tuhan, berkati aku :”)

06.02.14
 [F]

No comments:

Post a Comment