Kata seorang filsuf puisi
adalah lagu yang melantun
Ketika lidah kehabisan
kata, dan otak kehabisan ide
Kata seorang filsuf
inderamu menjadi jauh lebih peka
Pada susunan paragraf,
kata, dan rima
Tergugu, terdiam
Di dalamnya terdengar jarum
jam berdetik
Hai, kamu sudah semakin
dewasa
Jari lentikmu menari
Kacamatamu sedikit berdebu
Sanak membaca buku
Lekuk wajahmu selalu serius
Kadang jemarimu menyisir
lembut
Helai-helai rambut wangi
lavender
Sweatermu tampak usang
Namun aku tahu itu alamat
terlalu sering kau pakai
Cucilah, aku mendengus.
Walau dengan senang hati
aku akan
Bergelung di dalamnya.
Kamarmu nyaman.
Selimut percamu menggantung
di tepi ranjang.
Pasti alamat tidur siang
yang kebablasan.
Hidupmu ramai, tapi di saat
yang sama terasa sepi.
Hai, bagaimana kabar?
Kata orang Sunda kumaha
kabarna?
Tersenyum. Kadar senyummu
keterlaluan.
Sungguh manis.
Ah, sungguh kota ini punya
cerita.
No comments:
Post a Comment