Ketika kamu jenuh..dan bosan..
dan merasa bahwa hidupmu sia-sia
karena rutinitas yang tak pernah berhenti..
Ketika liburan ke pantai bersama keluarga
tak lagi bisa mengembalikan tawa..
Sepertinya kamu butuh bank kehidupan..
Kamu butuh transfusi semangat...
Suntikan keyakinan pada dirimu sendiri...
Dosis besar untuk menumbuhkan kepercayaan..
Karena aku, tanpa meminta, telah mengamati banyak kehidupan..
Tanpa meminta, aku terus menerus mendapatkan pelajaran hidup..
Tidak perlu pergi ke psikolog dan pastur tua..
Hal-hal itu ada, menjadi berharga saat mereka mewujud..
Dalam lingkup hidup yang bersahaja..
Aku mendapat pelajaran hidup dari tukang angkot..
Dari penjual batagor, tukang ojek, hingga pemilik warung..
Karena mereka hadir dalam hidupku untuk sebuah alasan..
Bukan hanya menyediakan makanan dan mengantarku kesana kemari..
Aku belajar tentang ketekunan, kerja keras, pengorbanan diri..
Dan aku dibuat kagum dan takjub...
Aku sadar, bahwa jalanku masih sangat panjang...
Aku baru saja memulainya...
Siang hari yang terik membuatku bertanya-tanya..
Apa mereka tidak bosan melakukan hal yg sama setiap hari..
Supir angkot menyetir sepanjang hari..
Sambil sekali-kali mengelap peluh dan menghisap rokok dalam-dalam..
Jalur di jalan telah dihapalnya di luar kepala..
Seribu, dua ribu, tiga ribu...
Dengan senyum ia menerima ongkos dari tiap penumpang...
Sambil berharap semoga hari ini setoran terkejar..
Belum lagi ia menghitung dengan teliti..
Bensin yang harus dikeluarkan untuk kesana kemari..
Sisanya boleh ia nikmati..
Walau mungin hanya untuk sekolah anak dan makan seadanya..
Begitulah kehidupannya hari ini, dan besok, dan besoknya lagi...
Kemudian sedapnya batagor menyadarkanku..
Ketika penjual batagor dengan lincah memasak dan menggoreng..
Bumbu-bumbu ia campur dengan tangannya yang tua namun terampil..
Tak pernah letih dia berdiri melayani penjual..
Kadang ia duduk, memberi kesempatan untuk badan rentanya beristirahat..
Saus kacang, siomay, ikan, dan kulit pangsit...
Sahabatnya dari hari ke hari..
Seribu, dua ribu, tiga ribu...
Dihitungnya dengan cermat ongkos untuk membuat batagor keesokan hari..
Kemudian sisanya baru ia bagi..
untuk kehidupan rumah tangga yang tak tentu besarnya..
untuk kehidupan rumah tangga yang tak tentu besarnya..
Dan besok ia akan berjualan lagi, dari pagi hingga malam...
Dari batagor ia hidup..
Hari ini, besok, besoknya lagi, dan besoknya lagi..
Dan bukan hanya penjual batagor, begitu juga penjual sate,
Penjual martabak, penjual molen, dan penjual bakso...
Mereka hidup dari gerobak yang mereka bawa dengan bangga..
Mereka mengumpulkan uang seribu perak demi seribu perak..
Berharap hari ini lembar-lembar uang semakin banyak..
Berharap hari ini pembeli semakin ramai..
Beginilah kehidupan mereka..
Kemarin, hari ini, esok pagi dan esok siang...
Mungkin tak akan berubah hingga minggu depan, bulan depan, 10 tahun kedepan..siapa yang tahu?
Tapi percayalah, dibanding mereka, kita tak pernah mengerti rasanya bosan. :)
No comments:
Post a Comment