It's funny how we can memorize and flashback our memories all of the sudden.
Ya, hari ini aku lagi mencuci piring, ketika tiba-tiba aku ingat saat-saat itu.
Saat-saat yang kita semua pernah rasakan dan pernah lalui.
Saat-saat yang canggung namun penuh kenangan manis.
Ketika gigi susu mulai tanggal dan ketika tubuh mulai bertumbuh.
Aku tersenyum waktu aku ingat kepolosan masa kecil. Seragam merah putih yang roknya kepanjangan, dengan kuncir rambut yang berubah setiap hari. Dan setiap pagi aku merengek-rengek, meminta agar ada yang mengepang rambutku atau memasangkan jepit boneka lucu.
Kemudian aku berdiri di depan kaca berlama-lama. Memandangi diriku mulai ujung rambut hingga ujung kaki, memastikan tidak ada yang salah.
Kemudian berangkaaaat! Dengan semangat aku tak sabar sampai di sekolah, karena disana aku bisa bertemu dengan laki-laki paling tampan dan paling jago sepakbola. Ya, itu dia, teman sebangkuku, temanku yang sering meminjam pensil warna dan sering menyalin catatanku.
Aku tersipu malu. Aku ingat betapa kami dekat dengan cara yang jauh berbeda dengan yang kurasakan kini. Dia mengolok-olokku kemudian aku mengejarnya, tidak mau berhenti. Kami berdua semakin dekat karena kejar-kejaran itu. Kemudian aku balas mengoloknya, mukaku cemberut dan lidahku menjulur, tapi dalam hati kami berdua tertawa..Senang karena waktu istirahat kami bisa dihabiskan berdua..:D
Aku tersipu malu. Aku ingat betapa kami dekat dengan cara yang jauh berbeda dengan yang kurasakan kini. Dia mengolok-olokku kemudian aku mengejarnya, tidak mau berhenti. Kami berdua semakin dekat karena kejar-kejaran itu. Kemudian aku balas mengoloknya, mukaku cemberut dan lidahku menjulur, tapi dalam hati kami berdua tertawa..Senang karena waktu istirahat kami bisa dihabiskan berdua..:D
Aku ingat ketika kami main sepakbola bersama. Aku takut kena tendangan bola, karena bolanya kotor dan bau. Sedang seragamku masih putih dan wangi. Aku benci kalau dia sengaja menendang bola ke arahku. Karena aku harus mencucinya lagi agar tidak ketahuan ibu guru.
Tapi aku suka, karena setelah itu dia menghampiriku dan meminta maaf. Dengan senyum konyol dan malu-malu. Senyum yang sama, tersungging di bibirku.
Aku ingat ketika kami saling menelepon untuk menanyakan PR. Padahal aku tahu PR apa yang harus dikerjakan, tapi aku hanya ingin mengobrol, sambil tertawa canggung. Kemudian setelah gagang telepon aku tutup, aku akan meloncat-loncat girang! Aku akan menari-nari dan menyanyi di depan kaca. Mencoba mengingat-ingat adegan sinetron sambil membayangkan bagaimana rasanya. Tak sabar, tak sabar menunggu esok hari berjumpa.
Aku ingat ketika kami saling menunggu saat pulang. Tidak, kami tidak membuat perjanjian, kami tidak bersepakat, tapi hal-hal kecil seperti itu menjadi kebiasaan. Walau masing-masing dari kami malu mengakuinya. Dia akan naik sepedanya yang tinggi. Dan aku berjalan kaki. Kadang aku berpura-pura sibuk mengerjakan sesuatu, hanya agar kami pulang berbarengan. dan ketika aku pulang agak siang, dia masih ada disana. Kelihatan sedang mengobrol dengan teman-temannya. Tapi aku senang! :D
Aku ingat kisah cinta yang seperti itu. Ketika kejar-kejaran dan saling menelpon bisa membuat harimu jauh lebih ceria. Dan ketika tidak bertemu selama seminggu membuatmu memikirkannya sambil tersenyum idiot. Dan ketika naik roller coaster bersama membuatmu gugup, berkeringat, hingga kamu bahkan tak bisa berteriak dan menjerit. Ketika mulutmu cemberut namun hatimu tertawa terbahak. Ketika bermain sepakbola menjadi kebiasaan yang rutin dan menyenangkan.
Aaahh, semua orang menganggapnya cinta monyet. Tapi bagiku tidak. Itu adalah cinta penguin. Cinta yang selalu ada, yang selalu dikenang, yang selalu membawa kebahagiaan ketika mengingatnya, cinta yang mungkin berubah wujud, namun tetap tidak lenyap...
Aku rindu kepolosan yang mewarnai cinta itu. Cinta yang kadang muncul hanya karena ia membantumu mewarnai gambarmu, atau karena ia tinggi dan seorang ketua kelas, atau karena ia sering juara 1 di kelas.
Aku rindu...
Aku rindu kehadiran cinta dengan sederhana...
Cinta yang tidak menghakimimu karena agama, suku, ataupun warna kulitmu..
Cinta yang tidak tertarik dengan isi dompet dan merk mobilmu...
Cinta yang acuh dengan kebiasaan burukmu, atau latar belakang keluargamu, atau pekerjaan dan jumlah penghasilanmu..
Cinta yang penuh toleransi....Cinta yang polos...Cinta yang masih semurni jiwa kanak-kanak yang menghidupinya :)
Sungguh aku rindu....:)
No comments:
Post a Comment