Hari ini aku memulai hari dengan tidak sabar. Ya, bagaimana tidak, ada seseorang spesial yang menungguku di kota nun jauh disana.
Kota yang akan aku datangi dengan pesawat jet berwarna merah dan putih. Kota yang selama ini menaunginya, menjadi tempat perlindungannya, sementara aku terbuai dalam kota yang ratusan kilo jauhnya. Dan selama ini kami saling berbicara lewat saluran suara, tak pernah mengeluh, mencoba mensyukuri keadaan yang harus kami hadapi.
Karena mimpiku ada disini dan mimpinya tersimpan disana. Kami berdua berjuang dengan kekuatan diri masing-masing, sambil menyuntikkan dukungan untuk satu sama lain.
Karena kami terpisah oleh jarak namun tak pernah lupa dan tak pernah abai. Ada dunia yang kami ciptakan untuk kami berdua, setiap malam, waktu yang sayang untuk dilewati. Karena pada saat itu dunia hanya milik kami, waktu ketika kami bisa membagi cerita, menggantikan sesuatu yang hilang dalam keseharian kami. Menjelaskan padanya tentang apa yang aku alami, dan mendengarkan kisahnya tentang kesibukan dan dunia yang sama sekali berbeda.
Hari-hari penantian tak pernah terbuang percuma. Karena ada saatnya kita bertemu, dan rasanya seperti para pengembara yang menemukan oase di gurun Sahara, yang menanti dengan penuh harap untuk menggapai dambaannya. Seperti petani di masa kekeringan yang mengimpikan hujan. Setitik demi setitik yang kelihatan sederhana namun penting maknanya., demi hujan mereka menumbuhkan optimisme sehari-hari.
Dan aku pun begitu, tak pernah ingin menyerah menantikan saat-saat berjumpa kembali. Mengingatkanku akan manisnya persahabatan dan cinta yang kita rajut bersama. Dan bahwa jarak tak pernah berusaha memisahkan, jarak hanyalah sarana untuk MENGUATKAN :)
Terima kasih untukmu yang memberiku kejutan manis. Boneka monyet lucu yang menggendong anaknya. Ukurannya seperti raksasa dengan bulu halus berwarna coklat disemat oleh pita kuning. Dan senangnya bisa menghabiskan hari ini denganmu.. You ARE WORTH waiting for!!
Showing posts with label monyet. Show all posts
Showing posts with label monyet. Show all posts
Friday, December 21, 2012
Tuesday, December 18, 2012
Cinta Monyet
It's funny how we can memorize and flashback our memories all of the sudden.
Ya, hari ini aku lagi mencuci piring, ketika tiba-tiba aku ingat saat-saat itu.
Saat-saat yang kita semua pernah rasakan dan pernah lalui.
Saat-saat yang canggung namun penuh kenangan manis.
Ketika gigi susu mulai tanggal dan ketika tubuh mulai bertumbuh.
Aku tersenyum waktu aku ingat kepolosan masa kecil. Seragam merah putih yang roknya kepanjangan, dengan kuncir rambut yang berubah setiap hari. Dan setiap pagi aku merengek-rengek, meminta agar ada yang mengepang rambutku atau memasangkan jepit boneka lucu.
Kemudian aku berdiri di depan kaca berlama-lama. Memandangi diriku mulai ujung rambut hingga ujung kaki, memastikan tidak ada yang salah.
Kemudian berangkaaaat! Dengan semangat aku tak sabar sampai di sekolah, karena disana aku bisa bertemu dengan laki-laki paling tampan dan paling jago sepakbola. Ya, itu dia, teman sebangkuku, temanku yang sering meminjam pensil warna dan sering menyalin catatanku.
Aku tersipu malu. Aku ingat betapa kami dekat dengan cara yang jauh berbeda dengan yang kurasakan kini. Dia mengolok-olokku kemudian aku mengejarnya, tidak mau berhenti. Kami berdua semakin dekat karena kejar-kejaran itu. Kemudian aku balas mengoloknya, mukaku cemberut dan lidahku menjulur, tapi dalam hati kami berdua tertawa..Senang karena waktu istirahat kami bisa dihabiskan berdua..:D
Aku tersipu malu. Aku ingat betapa kami dekat dengan cara yang jauh berbeda dengan yang kurasakan kini. Dia mengolok-olokku kemudian aku mengejarnya, tidak mau berhenti. Kami berdua semakin dekat karena kejar-kejaran itu. Kemudian aku balas mengoloknya, mukaku cemberut dan lidahku menjulur, tapi dalam hati kami berdua tertawa..Senang karena waktu istirahat kami bisa dihabiskan berdua..:D
Aku ingat ketika kami main sepakbola bersama. Aku takut kena tendangan bola, karena bolanya kotor dan bau. Sedang seragamku masih putih dan wangi. Aku benci kalau dia sengaja menendang bola ke arahku. Karena aku harus mencucinya lagi agar tidak ketahuan ibu guru.
Tapi aku suka, karena setelah itu dia menghampiriku dan meminta maaf. Dengan senyum konyol dan malu-malu. Senyum yang sama, tersungging di bibirku.
Aku ingat ketika kami saling menelepon untuk menanyakan PR. Padahal aku tahu PR apa yang harus dikerjakan, tapi aku hanya ingin mengobrol, sambil tertawa canggung. Kemudian setelah gagang telepon aku tutup, aku akan meloncat-loncat girang! Aku akan menari-nari dan menyanyi di depan kaca. Mencoba mengingat-ingat adegan sinetron sambil membayangkan bagaimana rasanya. Tak sabar, tak sabar menunggu esok hari berjumpa.
Aku ingat ketika kami saling menunggu saat pulang. Tidak, kami tidak membuat perjanjian, kami tidak bersepakat, tapi hal-hal kecil seperti itu menjadi kebiasaan. Walau masing-masing dari kami malu mengakuinya. Dia akan naik sepedanya yang tinggi. Dan aku berjalan kaki. Kadang aku berpura-pura sibuk mengerjakan sesuatu, hanya agar kami pulang berbarengan. dan ketika aku pulang agak siang, dia masih ada disana. Kelihatan sedang mengobrol dengan teman-temannya. Tapi aku senang! :D
Aku ingat kisah cinta yang seperti itu. Ketika kejar-kejaran dan saling menelpon bisa membuat harimu jauh lebih ceria. Dan ketika tidak bertemu selama seminggu membuatmu memikirkannya sambil tersenyum idiot. Dan ketika naik roller coaster bersama membuatmu gugup, berkeringat, hingga kamu bahkan tak bisa berteriak dan menjerit. Ketika mulutmu cemberut namun hatimu tertawa terbahak. Ketika bermain sepakbola menjadi kebiasaan yang rutin dan menyenangkan.
Aaahh, semua orang menganggapnya cinta monyet. Tapi bagiku tidak. Itu adalah cinta penguin. Cinta yang selalu ada, yang selalu dikenang, yang selalu membawa kebahagiaan ketika mengingatnya, cinta yang mungkin berubah wujud, namun tetap tidak lenyap...
Aku rindu kepolosan yang mewarnai cinta itu. Cinta yang kadang muncul hanya karena ia membantumu mewarnai gambarmu, atau karena ia tinggi dan seorang ketua kelas, atau karena ia sering juara 1 di kelas.
Aku rindu...
Aku rindu kehadiran cinta dengan sederhana...
Cinta yang tidak menghakimimu karena agama, suku, ataupun warna kulitmu..
Cinta yang tidak tertarik dengan isi dompet dan merk mobilmu...
Cinta yang acuh dengan kebiasaan burukmu, atau latar belakang keluargamu, atau pekerjaan dan jumlah penghasilanmu..
Cinta yang penuh toleransi....Cinta yang polos...Cinta yang masih semurni jiwa kanak-kanak yang menghidupinya :)
Sungguh aku rindu....:)
Subscribe to:
Posts (Atom)