Thursday, July 23, 2015

The Future of Society


Suatu saat kita tak akan lagi merasakan ngantri berjam-jam untuk mencoba martabak nutella. Karena kini ada bapak-bapak Gojek dan Yesbos yang siap membungkus pesanan kita dan mengantarnya langsung ke depan rumah.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan susahnya belajar menyetir mobil. Karena Google sudah menemukan cara untuk membuat mobil yang tak perlu pengemudi, auto-driver. Kita hanya perlu duduk diam menunggu sampai tujuan.

Suatu saat kita tak akan lagi melihat konser sambil berteriak-teriak kegirangan melihat penampilan idola. Karena kini semua orang menggunakan tongkat narsis, tablet perekam, dan drones kamera yang melayang kemana-mana.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan gugupnya membuka pembicaraan dengan orang yang disukai. Atau menunggu-nunggu untuk bertemu setelah sekian lama. Karena kini semua media sosial memperbolehkan semua itu terjadi, setiap hari, gratis.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan rumitnya menghapal jalan dan peta. Suatu saat kita tak akan lagi tersesat di tempat yang tak pernah kita kunjungi. Karena kini ada google maps dan waze, yang lebih hafal jalan dibandingkan peta kusut yang mulai robek di bagian pinggir karena tak terpakai.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan pentingnya mengingat sesuatu. Mengingat tahun berapa Perang Dunia berakhir dan siapa nama istri Jokowi. Karena kini ada Google yang hanya sejarak sentuhan jari, yang tanpa basa-basi menjawab hal-hal kecil yang tak pernah kita ingat.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan asyiknya melihat album foto bersama-sama. Karena kini ada Instagram, periskop, dan vsco, semua diumbar, semua adalah milik umum. Foto berbikini, foto dengan pacar, foto dengan pak presiden, semua orang bisa melihatnya.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan bagaimana dengan sungkan minta difotokan oleh orang tak dikenal. Karena kini ada Gopro, yang langsung terhubung dengan telepon pintar. Kita tak butuh bantuan orang lain, bukan?

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan gilanya menceburkan teman ke kolam renang. Karena kini di kantongnya ada kamera poket, ponsel keluaran terbaru, tablet berukuran seperti tivi, jam tangan digital yang tersambung ke ponsel, dan kabel pengecas yang dibawa kemana-mana. Karena semuanya lebih penting dari kenangan yang kita ingat hari itu, jika kita menceburkan dia ke kolam.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan capainya menulis dengan tangan. Karena kini ada voice command, ada evernote, dan ada laptop. Semuanya tak butuh cekeran ayam dengan pulpen yang sering luntur. Karena kini semuanya serba tertulis dengan huruf cetak macam arial dan times new roman. Dan tak ada ruang untuk tulisan tegak bersambung yang diajarkan sedari TK.

Suatu saat kita tak akan lagi mendengar alunan asli instrumen piano, gitar, kecapi, gendang, hingga violin. Karena kini ada musik elektronik yang bisa menggabungkan semuanya, yang tinggal tekan dan pencet, tak perlu kursus berlama-lama dan tak perlu menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajarinya.

Suatu saat kita tak akan lagi bertemu dengan ibu-ibu penjual rokok di tepi jalan, atau bapak-bapak penjual cendol di depan pasar. Karena kini semuanya tergantikan dengan vending machine.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan hangatnya dijamah oleh resepsionis atau pramugari cantik nan santun. Karena kini hotel-hotel menggunakan layar canggih dan robot ramah yang tak perlu dibayar tinggi. Karena kini manusia tak begitu berharga lagi.

Suatu saat kita tak akan lagi merasakan susahnya mengulek sambel hingga menangis, atau berjam-jam membuat kuah kari. Karena kini ada bumbu instan yang hanya perlu dituang, ada bumbu bubuk yang membuat semua makanan terasa enak, hemat berjam-jam.

Suatu saat mungkin.....
Manusia sadar bahwa waktu tak bisa diulang kembali.

Suatu saat mungkin..
Manusia bertanya-tanya,
“Lalu aku kerja apa?”

[F]

No comments:

Post a Comment