Dengan seribu kata aku
mengucap. Tanpa titik, koma, dan tanda tanya aku harap kamu mengerti. Dengan beratus
rangkai aku menggabungkan kata dan berharap kamu sudi menerima. Karena apalah
aku jika kamu tak melihat. Aku bisa menulis ribuan halaman namun apa artinya
jika matamu tak sudi membaca. Aku bisa mendaraskan nyanyian namun apa artinya
jika telingamu tak sudi menangkap nada. Aku bisa mengungkapkan ribuan kata
adjektif tapi apa gunanya jika kau tak peduli. Aku hanya ingin berbaring dan
bercerita. Tentang hidup dan alam semesta. Aku ingin menggambarkan rasi bintang
dengan tangan yang telanjang. Dan menghirup wangi rerumputan setelah hujan
menyapa. Aku hanya ingin berbincang dan bersuara, hanya ingin menciptakan
monolog walau kau ada di dalamnya. Dan kamu tak perlu menanggapi, kamu tak
perlu juga mendengarkan. Biar telingamu memutuskan apa yang mau dan tak mau ia
tangkap. Tapi duduklah dan temani aku bercerita. Mendongeng tentang segala
sesuatu sepanjang malam. Dengan seribu kata aku akan mengucap. Dan jika kau
lelah maka tidurlah, biar ragamu dibuai angin dan kegelapan. Aku akan tetap
teguh menjaga, sembil tetap mendaraskan kalimat penuh makna. Temani aku saja,
aku hanya perlu tahu, bahwa kata-kataku tak pergi sendiri.
No comments:
Post a Comment