Friday, July 12, 2013

Better or Best


Sudah malam, tapi aku masih melek, masih memegang iPod biru ku di tangan, meskipun kepalaku sudah lengket dengan bantal. Malam ini aku sedang ingin merindukan orang-orang yang bersekolah di SMA yang sama denganku.

Dan aku harus takjub. Aku harus menunduk dan minta maaf. Ini dia! Salah satu cara Tuhan yang tidak pernah ingin anak-Nya berpuas diri. Ini dia! Sedikit kejutan untuk sekedar menyadari bahwa jalan hidup manusia ternyata benar-benar ada di telunjuk kanannya.

Orang-orang yang dulunya pernah seruangan denganku, pernah mendapat bimbingan dan pengajaran dari bapak/ibu guru yang sama, pernah duduk di bangku kayu yang sama, memandang papan yang sama. Kini sudah bertebaran layaknya dandelion menerbangkan anak-anaknya. Putik dandelion menunggu angin agar bisa menyebarkan keindahannya. Demikian juga kini , semua mendapatkan dan menekuni jalannya masing-masing.

Benar kata seseorang, hidup itu bukan perlombaan. Hidup itu bukan bersaing untuk menjadi yang terbaik, terkaya, atau yang tersoleh. Hidup itu bukan mengejar kesempurnaan. Hidup itu bukan berlomba menyelesaikan gelar sarjana, melepas masa lajang, atau mendapatkan pekerjaan pertama. Bukan mengenai siapa yang menang dan siapa yang kalah. Karena bahkan ukuran materi pun tidak cukup untuk menghitungnya.

Hidup itu, ternyata perlombaan dengan diri sendiri. Barusan, setengah jam yang lalu, aku baru saja disadarkan. Iya, aku harusnya berlomba dengan diriku sendiri. Bukan melihat keberhasilan orang lain kemudian berusaha menirunya. Bukan melihat teman yang jatuh kemudian berlari kencang meninggalkannya.
Karena jalan kita berbeda. jalan kita bercabang, menjadi 7 miliar. Dan percayalah, tidak ada 1 pasang pun yang jalan hidupnya senantiasa sama. Kita melangkahkan kaki di makadam yang berbeda. Dan kita bersinggungan arah dengan yang lain.
Kadang untuk beberapa hari, kadang untuk beberapa tahun, kadang, untuk seumur hidup.

Mungkin itulah yang membuat hidup semakin seru untuk dijalani. Karena mengalahkan diri sendiri lebih susah daripada mengalahkan the Avengers sekalipun. Karena di dalam hati kita selalu memaafkan diri sendiri, selalu menunda-nunda, selalu mengasihani, selalu ingin memanjakan diri sendiri.
Berlomba dengan diri sendiri berarti siap untuk mengalahkan deadline2 yang kita tetapkan, mengerjakan tanggungjawab, mengejar mimpi-mimpi yang kita patri. Jadi ketika aku menginginkan sesuatu, mulutku hanya perlu membisu. Biar otak yang menuliskannya dalam diam. Biar sekali lagi aku berjanji pada diriku sendiri untuk bisa mendapatkan apa yang aku mau. Biar aku bertanggungjawab pada diriku sendiri, dan bukan kepada orang lain. Percayalah, tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan dari dalam diri sendiri.

Dan selayaknya perlombaan, kadang kita kalah. Tapi sekali lagi hidup bukan mencari kesempurnaan kan? :)

Hidup itu bukan untuk menjadi lebih baik dari orang lain..tetapi untuk menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri.

No comments:

Post a Comment