“Kamu malaikat yang
melupakan esensi sayap
Kamu burung yang melupakan esensi kepak
Kamu kesalahan yang terjadi berulang kali
Tapi terlalu manis untuk berhenti
Kamu manusia yang melupakan esensi akal budi
Kamu buku yang melupakan esensi tinta kering
Kamu lukisan yang melupakan esensi akrilik
Dan warna-warnamu membias terang
Kamu selalu menjadi satu di antara ribuan lainnya
Membuatku tahu bahwa memilihmu mungkin hal
tercerdas
Tercerdas, tapi mungkin bukan paling benar
Mungkin, kamu adalah hati yang melupakan esensi rasa.”
No comments:
Post a Comment