Tuhan aku bisa menuliskanmu seribu surat
Aku bisa menyanyikanmu puji-pujian yang sedikit sumbang
Aku bisa berlutut hingga tempurung lututku nyeri
Dan aku bisa, dengan penuh iman, mengucap kata dalam doa
aku sering diam terbungkam
Menyimak derik jangkrik yang saling menyahut
Mendengar desau angin yang mendesah lembut
Dengan teliti berharap, di antara banyaknya suara,
Kau membisikkan sesuatu..
Dan aku menunggu, menunggu, masih menunggu...
Aku menunggu Kau mengatakan..
“Aku hanya bercanda”
No comments:
Post a Comment